Kamis, 19 November 2020

Kisah Tukang Es Cilik dan Majalah Kesayangannya.

 


 

Alkisah seorang anak kecil, setiap hari, sepulang sekolah menjajakan es lilin keliling kampung. Dengan berjualan es lilin anak kecil tersebut bisa mempunyai uang saku sekolah, maklum bapaknya cuma buruh macul (cangkul ) , yang penghasilannya sangat minim. Selain mendapat uang saku, dengan berjualan es lilin, dia mendapat bonus dipinjami majalah Bobo oleh si pemilik dagangan.

 

Ya. Meski lahir dari keluarga tak mampu, anak kecil tersebut gila baca. Baca apa saja. Buku pelajaran, majalah, dongeng, sampai koran bekas bungkus bumbu dapur atau nasipun ia baca.

 

Hingga kelas satu SMP, anak kecil itu masih berjualan es lilin. Selain menjajakan es lilin sepulang sekolah, anak kecil itu diberi tugas si pemilik dagangan untuk mengantar es-es ke warung-warung dengan sepeda mini. Si anak kecil yang kini menjadi abg ( anak baru gede ) senang-senang saja meski karena sibuk mengantar es ke warung-warung dirinya kerap di tegur wali kelasnya karena sering terlambat sampai di sekolah.

 

Memasuki usia remaja, semangat membacanya tak juga redup. Dia rajin mengunjungi perpustakaan baik sekolah maupun perpustakaan milik pemerintah. Bahkan saking rajinnya, setahun bisa ganti kartu anggota.

 

 Kalau  punya uang lebih, dia membeli buku atau majalah tak selalu baru bahkan lebih banyak dia beli di kios buku dan majalah loakan. Uniknya, buku atau majalah yang dibelinya tersebut selalu ia suguhkan kalau ada teman-temannya mampir ke rumah. Jadi kalau ada teman yang main, bukan kue atau segelas sirup yang tersaji di meja ruang tamu, tetapi majalah atau tabloid remaja semacam Aneka Yes, Anita Cemerlang, Hai, Kawanku maupun majalah Bobo

 

Anak kecil yang pernah berjualan es lilin keliling itu saya. Sekarang atas izin Allah dan tentu saja dukungan orang- orang sekitar, kini saya telah menulis diberbagai media baik lokal maupun nasional. Seperti majalah Ummi, Majalah Tarbawi, Majalah Aku Anak Saleh, Majalah Soca, Tabloid Cempaka, Koran Suara Merdeka, Radar Tegal, Wawasan, Radar Bojonegoro, Seputar Tegal dan Nirmla Pos. Bahkan profil singkatnya pernah menghias media semacam Suara Merdeka, Radar Tegal, Website Resmi Pemkab Tegal dan lain-lain.

 

Selain aktif mengirim tulisan di media, saya juga menulis antologi bersama penulis lainnya, alhamdulillah tak kurang dari 12 buku telah memuat tulisan saya, plus dua buku pribadi bertajuk Baju untuk Lili dan Kemuning. Ohya untuk bisa menjadi penulis, harus rajin membaca, menulis, mengirimkan karya ke media atau penerbit dengan semangat membaja jika mengalami penolakan naskah yang kita kirim.

 

Jadi kalau kita sudah gemar membaca, pupuklah hobi tersebut. Yang belum terlalu suka membaca, cobalah karena membaca itu membuka jendela dunia, menambah wawasan dan memperluas cakrawala.

 

 

Penulis : Sutono Adiwerna. Penulis cerita anak.

2 komentar:

  1. Barakallah.. Pak Sutono telah menjadi penulis produktif atas hasil rajin membaca..^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, berkah ketemu teman-teman FLP Tegal dan lain-lain.

      Hapus

Serunya beli buku-buku seken

 1. Buku yang kita dapatkan original dengan harga terjangkau. 2. Pernah mendapatkan buku yang edisi PO, ada tanda tangan penulisnya. 3. Pern...