Alkisah seorang anak
kecil, setiap hari, sepulang sekolah menjajakan es lilin keliling kampung.
Dengan berjualan es lilin anak kecil tersebut bisa mempunyai uang saku sekolah,
maklum bapaknya cuma buruh macul (cangkul ) , yang penghasilannya sangat minim.
Selain mendapat uang saku, dengan berjualan es lilin, dia mendapat bonus
dipinjami majalah Bobo oleh si pemilik dagangan.
Ya. Meski lahir dari
keluarga tak mampu, anak kecil tersebut gila baca. Baca apa saja. Buku
pelajaran, majalah, dongeng, sampai koran bekas bungkus bumbu dapur atau
nasipun ia baca.
Hingga kelas satu SMP,
anak kecil itu masih berjualan es lilin. Selain menjajakan es lilin sepulang
sekolah, anak kecil itu diberi tugas si pemilik dagangan untuk mengantar es-es
ke warung-warung dengan sepeda mini. Si anak kecil yang kini menjadi abg ( anak
baru gede ) senang-senang saja meski karena sibuk mengantar es ke warung-warung
dirinya kerap di tegur wali kelasnya karena sering terlambat sampai di sekolah.
Memasuki usia remaja,
semangat membacanya tak juga redup. Dia rajin mengunjungi perpustakaan baik
sekolah maupun perpustakaan milik pemerintah. Bahkan saking rajinnya, setahun
bisa ganti kartu anggota.
Kalau punya uang lebih, dia membeli buku
atau majalah tak selalu baru bahkan lebih banyak dia beli di kios buku dan
majalah loakan. Uniknya, buku atau majalah yang dibelinya tersebut selalu ia
suguhkan kalau ada teman-temannya mampir ke rumah. Jadi kalau ada teman yang
main, bukan kue atau segelas sirup yang tersaji di meja ruang tamu, tetapi
majalah atau tabloid remaja semacam Aneka Yes, Anita Cemerlang, Hai, Kawanku
maupun majalah Bobo
Anak kecil yang pernah
berjualan es lilin keliling itu saya. Sekarang atas izin Allah dan tentu saja
dukungan orang- orang sekitar, kini saya telah menulis diberbagai media baik
lokal maupun nasional. Seperti majalah Ummi, Majalah Tarbawi, Majalah Aku Anak
Saleh, Majalah Soca, Tabloid Cempaka, Koran Suara Merdeka, Radar Tegal,
Wawasan, Radar Bojonegoro, Seputar Tegal dan Nirmla Pos. Bahkan profil
singkatnya pernah menghias media semacam Suara Merdeka, Radar Tegal, Website
Resmi Pemkab Tegal dan lain-lain.
Selain aktif mengirim
tulisan di media, saya juga menulis antologi bersama penulis lainnya,
alhamdulillah tak kurang dari 12 buku telah memuat tulisan saya, plus dua buku pribadi
bertajuk Baju untuk Lili dan Kemuning. Ohya untuk bisa menjadi penulis, harus
rajin membaca, menulis, mengirimkan karya ke media atau penerbit dengan
semangat membaja jika mengalami penolakan naskah yang kita kirim.
Jadi kalau kita sudah
gemar membaca, pupuklah hobi tersebut. Yang belum terlalu suka membaca, cobalah
karena membaca itu membuka jendela dunia, menambah wawasan dan memperluas
cakrawala.
Penulis : Sutono
Adiwerna. Penulis cerita anak.
Barakallah.. Pak Sutono telah menjadi penulis produktif atas hasil rajin membaca..^_^
BalasHapusAlhamdulillah, berkah ketemu teman-teman FLP Tegal dan lain-lain.
Hapus