Jumat, 25 Desember 2020

Ayah aku mohon maaf

 


Dan pohon kemuning
Akan seg'ra kutanam
Suatu saat kelak dapat jadi peneduh
Meski-pun hanya jasad
Bersemayam di sini
Biarkan aku takafur
Bila rindu
Kepadamu
Walau tak terucap
Aku sangat kehilangan
Sebagian semangatku ada dalam doamu
Wari-san yang kau tinggal
Petuah sederhana
Aku catat dalam jiwa dan coba kujalankan
Meskipun aku tak dapat menunggguimu saat terakhir
Namun aku tak kecewa
Mendengar engkau berangkat
Dengan senyum dan ikhlas
Aku yakin kau cukup bawa bekal
Dan aku bangga jadi anakmu
Ayah aku berjanji
Akan aku kirimkan
Doa yang pernah engkau ajarkan kepadaku
Setiap
Sujud sembahyang
Engkau hadir terbayang
Tolong bimbinglah aku
Meskipun kau dari sana
Sesungguhnyalah aku menangis sangat lama
Namun aku pendam agar engkau berangkat dengan tenang

( lirik kerennya Ebiet G Adhe )


Rabu, 16 Desember 2020

Welcome Roy

 Saat masih sekolah dasar, saya baca potongan cerbung Balada Si Roy dari kertas bungkus nasi. Kemudian sempat pinjam majalah Hai dari tetangga yang waktu itu udah remaja dan kebetulan punya majalah Hai.

Tahun berselang, saya sering mendapati nama penulis Balada Si Roy, Mas Golagong menulis skenario sinetron atau novelnya di layarkacakan. Salah satunya, Pada Mu ku bersimpuh yang dibintangi kalau nggak salah oleh Iis Dahlia, Ineke Koesherawati dll.

Lulus SMA, mulai kenal majalah Annida dan kerap baca cerpen Mas Golagong di sana. Kemudian saya bergabung dengan FLP cabang Tegal.

Pas Munas FLP tahun 2009, saya sebangku dengan relawan Rumah Dunia yang juga aktivis FLP Serang ( Abdl Karim kalau nggak salah ). Nah dari dia, saya mendapat nomor kontak Mas Gong. Isenglah saya sms Mas Gong. Pas sidang komisi, saya mendapat balasan sms dari Roy''. Isinya, maaf saya tidak bisa dapat hadir di Munas FLP karena sedang pengapuran tulang. Membaca sms ini, rasanya senang, bahagia tapi campur sedih.

Tahun 2012, saya bela-belain ke Pekalongan begitu tahu Roy ngisi pelatihan travel writer di sana. Sst, karena kantong mepet, saya ngambil tiket acara yang ndak dapat buku travel writer sehingga lebih murah. Lumayan lho, bisa buat ongkos nak bus.

Tahun berselang lagi, seneng banget ketika mendengar BSR mau difilmkan. Kala itu, munculah nama nama hits seperti Fathir, Ramon, Nicholas Saputra, Reza Rahardian yang digadang-gadang menjadi Roy. Sayangnya, itu ndak terjadi.

Baru 2019 lah, Fajar Nugros yang serius banget memfilmkan BSR. Tahun 2020, Desember, terpililah Abidzar Al Gifari sebagai Roy dan Febby Rastanty sebagai Ani aka Dewi Venus.

Welcome Roy, Abidzar, Febby dan pemain lainnya.




Jumat, 04 Desember 2020

Kenapa Sinetron Ikatan Cinta Hits?

 Di dunia maya maupun di dunia nyata, hampir semua membahas sinetron yang dibintangi Amanda Manopo, Arya Seloka, Evan Sanders dll ini. Ratingnya tembus 19. Why? Kenapa?

1. Pemainnya fresh yah walaupun Amanda, Evan, Arya bukan bintang baru. Tapi beberapa tahun ini sinetron cenderung Varell, Wilona, Stevans dan kawan-kawannya. Bosankan?

2. Ceritanya bukan cuma orang ketiga tapi ada misteri dan yang khas ada panti asuhannya. Jarangkan?

3. Ost nya Babang Fadly, kemudian dicover oleh Astrid juga nyatu banget dengan ceritanya, kayaknya.

4. Bosen dengan drama remaja ala-ala Putri dan Pangeran, Anak Jalanan, mungkin publik rindu ala drama keluarga tahun 1990an seperti Noktah Merah Perkawinan, Tersanjung etc

5. Kalau nonton drama yang komedi juga sering terlalu panjang, kapan tamatnya, kapan lihat bintang baru kan?

6. Ceritanya konon kaya drakor, tapi saya ndak pernah nonton drakor ding.

7.Mungkin rezekinya Amanda, Evans dll tahun ini ya.

8. Dialognya baper, kayak di novel-novel.



Rabu, 02 Desember 2020

Dari Silnas FLP 2020

 Pas mendaftar ikut Silnas FLP 2020, saya juga sedang proses registrasi ikut uji sertifikasi penulis nonfiksi yang diselenggarakan Puskurbuk. Sayangnya, pas jadwal ujian dibuka, tanggalnya 27 november sampai dengan desember 2020. Sedang Silnas tanggalnya 28 sampai dengan 29 November, sama-sama via webinar, zoom.

Titik terang, ketika uji sertifikasi mengharuskan para peserta harus menggunakan zoom dari dua perangkat sekaligus yakni HP dan Leptop. Dan di rumah ndak ada leptop. Ada leptop tapi punya adik, dan rusak. Terpaksa, dengan berat hati, saya undur diri dari agenda puskurbuk.

Masalah selesai? No. Beberapa hari menjelang Silnas, saya dikirimi rundown acara yang ternyata full banget selama dua hari. Hari pertama, dari jam 8 pagi hingga 9 malam. Kebayang betapa riwehnya seharian di depan HP. Saya juga mikir, kira-kira agenda bisa ikut semua nggak? kira-kira HPnya bersahabat nggak? kira-kira kouta dan baterai bersahabat nggak?. Tambah lagi, saya harus berada di komisi A, yang bahas AD/ART yang kalau offline saat sidang komisi bisa sampai subuh hari.

Sabtu pagi, saya stay di depan HP sambil ngejaga warung. Energi muncul ketika Kang Irfan, Mas Zein, Daeng Gegge dan lain-lain menyapa "Eh ada penulis produktif dari Tegal nih ( alhamdulillah didoakan ), Eh Mas Suto sekarang subur, Mas Suto, piye kabari dan lain sebagainya."

Ternyata berkah energi ini, satu persatu agenda hari pertama terselesaikan. Bukan tanpa masalah, tapi semua disiasati. Saya buka vidio pas acara belum dimulai, setelah itu mute mik, mute kamera kalau ngasih pendapat, tanya di kolom chat. Yah walaupun itu sebenarnya melanggar tata tertib silnas. Hihii. Pas sharing time Uni Imun dan Kang Irfan, saya kepaksa via youtube karena HP puanas banget.Malam harinya juga ikut meeting sambil jaga warung, sambil ngasih les privat seperti biasanya.

Pagi harinya, beruntung karena tata tertibnya ndak seketat hari pertama. Saya menyimak ilmu tentang transformasi bacaan anak dari Mas Ali Muakhir, Menulis Menyembuhkan dari Mba Ije, Manfaat Belajar Sastra dari Mba Helvi, Sastra Islami oleh Kang Abik, serta FLP to global yang diisi dari Mba Asma, Mba Sinta dan Mba Dee serta agenda-agenda lain yang dikomandani Mba Afra dan panitia silnas FLP 2020.

Terakhir, saya berterimakasih sekali dengan teman-teman panitia Silnas FLP yang sangat luar biasa, dan bersyukur Silnas kali ini via Zoom. Kenapa? karena baru-baru ini ada pejabat dan ulama yang kena covid padahal mereka berdua sangat menjaga protokol kesehatan. Banget.




Selasa, 01 Desember 2020

Resensi Buku Indiva 1

 

Bukan Papa Idaman.

Judul Buku : Papa Idamanku

Penulis : Farah Hasanah, Dinda Rahmadhani, dkk

Penerbit : Peci, Idiva, Solo

Cetakan : Maret 2020

Tebal buku : 146 hlm

Harga : 39.000

 

            “Selamat pagi, Anesa. Anak Papa paling cantik, baik hati dan rajin menabung.”

            Nesa sebal dengan Papanya. Bukan karena Papanya tidak baik, tidak perhatian, tapi karena Papanya tersebut suka mengeluarkan kata-kata yang terdenganr lebay di telinganya. Padahal, setahu Nesa, Papa bukan sastrawan atau pujangga.

            Nesa semakin sebal karena Papanya tidak hanya lebay di depannya, di depan Mama atau di depan adiknya. Tapi juga di depan teman-temannya. Akibatnya, teman-temannya sering bisik-bisik membicarakan kelebayan Papanya.

            Suatu hari, Papa dipindah tugaskan ke kota lain. Tentu saja Nesa ikut serta pindah dan mencari sekolah baru.

            Beruntung, Nesa punya teman baru di rumah barunya yang juga satu sekolah. Di bernama Arina. Saat Arina main ke rumah, Papa ikut ngobrol. Tentu saja dengan kata-kata puitis, lebay.

            Di depan Nesa, Arina terlihat tidak ada masalah. Tapi Nesa takut Arina akan menceritakan kelebayan Papanya ke teman-teman di sekolah barunya.

            ****

            Hari pertama di sekolah barunya, Nesa berkenalan dengan Neta yang mengaku sebagai penulis cilik. Yang membuat heran, teman barunya tersebut punya penulis idola yang namanya seperti nama Papa.

            Siapakah sebenarnya Papa Nesa?

            Buku kumpulan cerpen anak bertajuk Papa Idamanku, berisi 11 cerita yang ditulis anak-anak hebat, penulis-penulis masa depan yang menjuarai Kompetisi Menulis yang diadakan Penerbit Indiva tahun 2019.

            Selain cerita apik berjudul Papa Idamanku yang ditulis dik Farah Hasanah K, ada banyak cerita lain dalam buku ini. Seperti, Sepatu Alma, Bola Persahabatan, Bukan Bekal Biasa, Tangan Malaikat dan masih banyak lagi cerita lainnya.

            Meskipun penulisnya anak-anak yang sebagian besar masih duduk di Sekolah Dasar, buku ini sarat hikmah yang bisa dipetik oleh para pembacanya. Tidak hanya itu, cerita-cerita di buku ini juga ada lucunya, ada harunya, pokoknya seru deh.

            Kelebihan lain, kumpulan cerita anak ini juga layout dan ilustrasinya cantik dan menawan.

            Catatan saya, di buku ini ada cerita tentang pelukis cilik yang ngambek, mogok melukis gara-gara mendengarkan ceramah di sebuah radio.

            Menurut saya, tema dan cerita ini terlalu berat. Padahal anak-anak harus fun saat melahap sebuah buku. Mengapa? Agar minat bacanya terus terjaga.

            Di luar itu, buku ini harus dibaca siapa saja. Terutama anak-anak mulsim.

 

 

            Peresensi : Sutono, FLP Tegal.

    


            FB : Sutono Suto

            IG : sutono_adiwerna

Senin, 30 November 2020

Kisah Bersama Radar Tegal

 


Tahun 2007, saya mulai merintis karir di dunia kepenulisan. Media massa yang ada kolom cerpen dan puisinya kala itu, saya kirimi naskah termasuk  Radar Tegal. Awal-awal, saya mengirimkan naskah-naskah tersebut via pos. Puisi, cerpen yang saya ketik di rental komputer saya print, saya baca ulang. Kalau sudah benar-benar dirasa oke, barulah saya membeli amplop, pranko dan membawa naskah tersebut ke kantor pos untuk dikirim ke alamat media yang saya incar. Dan semuanya sukses. Sukses ditolak dan tanpa kabar.

                Suatu hari, setelah saya sudah punya email, saya mengirim cerpen bertajuk Bukan Mimpi Yang Terpenggal. Isi cerpen tersebut tentang seorang pemuda yang bermimpi menjadi penulis terkenal seperti Habiburahman Elsirazy yang kala itu mencuat dengan Ayat-ayat Cinta-nya, seperti Helvy Tiana Rosa yang beken dengan Ketika Mas Gagah Pergi, atau sehebat Jony Ariadinata yang kala itu menjadi redaktur majalah sastra Horizon. Cerpen-cerpen Jony juga kerap menghias media massa lain baik sebagai penulis cerpen maupun menggawangi tanya jawab tentang cerpen di sebuah majalah.

                Rupanya, saking semangatnya ngirim, di bawah cerpen saya  lupa memberi nama pengarang apalagi biodatanya. Jadi pas cerpen tersebut tayang di Radar, nama penulisnya adalah alamat email saya, sutono_adiwerna. Sejaka saat itu, karena cerpen pertama yang berhasil goal dimuat, saya memakai nama tersebut sebagai nama pena hingga sekarang. Sekedar info, sekarang saya telah menulis kurang lebih 80-an di media massa baik lokal maupun nasional. Telah menulis beberapa buku berupa kumpulan cerpen dan kumpulan cerita anak. Alhamdulillah.

                2009, saya yang masih merintis karir di dunia kepenulisan, melengkapi niat tersebut saya keluar dari pekerjaan sebagai pelayan toko besi menjadi loper koran. Termasuk Radar Tegal. Saya masih ingat awal menjadi loper, mencari pembeli, pelanggan koran itu susahnya minta ampun. Tapi saya tetap kekeuh berjualan koran. Koran Radar, paling laku jika hari sabtu. Mungkin karena iklan lowongan kerjanya sangat melimpah kala itu, mungkin juga karena kalau sabtu halaman lebih tebal, atau bisa jadi karena sebagian kantor pemerintah tutup, jadi para pembaca yang biasanya nebeng di kantor, berduyun-duyun ke lapak koran.

                Tidak hanya itu, berkah dari jualan koran, karir kepenulisan saya alhamdulillah semakin berkembang. Tercatat Radar beberapakali memuat cerpen, puisi, opini yang saya tulis. Tidak hanya, itu saat menagih honor ke kantor redaksi, ternyata sekertaris Radar Tegal kala itu teman saya saat SMP jadi bisa reuni kecil dengan Mba Risma kala itu.

                Kenangan lain, profil saya pernah dimuat di Radar Tegal beberapa kali. Yang pertama ditulis oleh Mas Fatkhudin yang kedua oleh Alm Ghoni. Alfatiha.

                Terakhir, ijinkan saya mengucapkan selamat ulang tahun ke 20 kepada Radar Tegal. Semoga koran kebanggaan wong Tegal ini bisa terus bertahan, berkembang beriring pesatnya digitalisasi. Aamiin.

               

                Sutono, adalah Ketua FLP Tegal, serta pegiat literasi.

Jumat, 20 November 2020

Selamat Jalan Bapak

 Paska jatuh dua tahun lalu, bapak yang ingatannya sudah mengabur tidak bisa lagi jalan. Awalnya saya shock, capek, marah entah kepada siapa karena harus ekstra menjaga bapak. Tapi lambat laun, meski kadang bapak yang pikun, kerap membuat tensi naik darah, saya mulai menerima bahwa dalam hidup itu ada siklus. Dalam hidup ada saling berganti. Dulu bapak yang merawat kami, sekarang giliran kami, anak-anaknya yang menjaga beliau dengan semampu hati.


Dalam kurun waktu dua tahun, bapak juga kerap kena demam, badannya menggigil hebat. Tapi kami selalu berhasil mengatasi entah dengan minyak urut, minyak kayu putih, fresh care etc. Tapi tidak pada hari itu, badan bapak demam, menggigil tak kunjung sembuh. Kami bingung, mau ngasih obat, juga beliau tidak mau makan kecuali minum madu instan. Itupun dengan susah payah.


Sore hari panas bapak belum turun. Tapi, alhamdulillah menggigilnya sudah hilang. Tapi tengah malam, bapak menggigil lagi dan dalam cukup lama. Karena bapak juga meracau, ingin pulang, manggil-manggil orang-orang yang sudah meninggal dunia, kami memutuskan mengaji di sebelah bapa. Kami sempat shock lagi ketika tiba-tiba mata bapak ndak lagi bisa melihat, napasnya tersengal.Naik-turun, panjang-tipis.


Kami terpaksa memanggil kerabat, tetangga selain minta doa, kami ikut tergugu melihat kerabat-tetangga minta maaf sama bapak.

Saya juga sempat meminta hadiah fateha kepada jamaah salat subuh di musalah dekat rumah.

Jam 7 pagi minggu terakhir Oktober 2020 bapak, mangkat, mengakhiri jatah umurnya. Ohya bapak wafat dalam usia 80an lebih.



Alfatiha.

Kamis, 19 November 2020

Kisah Tukang Es Cilik dan Majalah Kesayangannya.

 


 

Alkisah seorang anak kecil, setiap hari, sepulang sekolah menjajakan es lilin keliling kampung. Dengan berjualan es lilin anak kecil tersebut bisa mempunyai uang saku sekolah, maklum bapaknya cuma buruh macul (cangkul ) , yang penghasilannya sangat minim. Selain mendapat uang saku, dengan berjualan es lilin, dia mendapat bonus dipinjami majalah Bobo oleh si pemilik dagangan.

 

Ya. Meski lahir dari keluarga tak mampu, anak kecil tersebut gila baca. Baca apa saja. Buku pelajaran, majalah, dongeng, sampai koran bekas bungkus bumbu dapur atau nasipun ia baca.

 

Hingga kelas satu SMP, anak kecil itu masih berjualan es lilin. Selain menjajakan es lilin sepulang sekolah, anak kecil itu diberi tugas si pemilik dagangan untuk mengantar es-es ke warung-warung dengan sepeda mini. Si anak kecil yang kini menjadi abg ( anak baru gede ) senang-senang saja meski karena sibuk mengantar es ke warung-warung dirinya kerap di tegur wali kelasnya karena sering terlambat sampai di sekolah.

 

Memasuki usia remaja, semangat membacanya tak juga redup. Dia rajin mengunjungi perpustakaan baik sekolah maupun perpustakaan milik pemerintah. Bahkan saking rajinnya, setahun bisa ganti kartu anggota.

 

 Kalau  punya uang lebih, dia membeli buku atau majalah tak selalu baru bahkan lebih banyak dia beli di kios buku dan majalah loakan. Uniknya, buku atau majalah yang dibelinya tersebut selalu ia suguhkan kalau ada teman-temannya mampir ke rumah. Jadi kalau ada teman yang main, bukan kue atau segelas sirup yang tersaji di meja ruang tamu, tetapi majalah atau tabloid remaja semacam Aneka Yes, Anita Cemerlang, Hai, Kawanku maupun majalah Bobo

 

Anak kecil yang pernah berjualan es lilin keliling itu saya. Sekarang atas izin Allah dan tentu saja dukungan orang- orang sekitar, kini saya telah menulis diberbagai media baik lokal maupun nasional. Seperti majalah Ummi, Majalah Tarbawi, Majalah Aku Anak Saleh, Majalah Soca, Tabloid Cempaka, Koran Suara Merdeka, Radar Tegal, Wawasan, Radar Bojonegoro, Seputar Tegal dan Nirmla Pos. Bahkan profil singkatnya pernah menghias media semacam Suara Merdeka, Radar Tegal, Website Resmi Pemkab Tegal dan lain-lain.

 

Selain aktif mengirim tulisan di media, saya juga menulis antologi bersama penulis lainnya, alhamdulillah tak kurang dari 12 buku telah memuat tulisan saya, plus dua buku pribadi bertajuk Baju untuk Lili dan Kemuning. Ohya untuk bisa menjadi penulis, harus rajin membaca, menulis, mengirimkan karya ke media atau penerbit dengan semangat membaja jika mengalami penolakan naskah yang kita kirim.

 

Jadi kalau kita sudah gemar membaca, pupuklah hobi tersebut. Yang belum terlalu suka membaca, cobalah karena membaca itu membuka jendela dunia, menambah wawasan dan memperluas cakrawala.

 

 

Penulis : Sutono Adiwerna. Penulis cerita anak.

Rabu, 18 November 2020

Cinta dari Musim ke Musim

  Judul buku : Till this Season Ends

Pengarang : Alfian Dan
iear, Shabrina Ws dkk

Penerbit : Yutaka

Tebal : 170 hlm


Ingat baik baik. Hanya dengan jarak kita bisa saling merindukan.

Buku ini, merangkum kisah cinta yang manis, pahit, getir dari musim ke musim lainnya. Bukan hanya tentang cinta dua sejoli, ada juga cinta ibu dan anaknya, cinta suami kepada isterinya.

 

Kelebihan buku ini selain kaver, ilustrasi yang ok, kumpulan cerpen manis ini ditulis oleh penulis penulis yang punya jam terbang lumayan. Sebut saja Shabrina Ws, Wiwik Waluyo, Dian Onasis dan masih banyak lagi.

Kita bisa membaca dari halaman pertama ke halaman terakhir, bisa acak, bisa mulai dari penulis yang kamu suka. Selamat membaca.

Jumat, 06 November 2020

SEHAT ALA ROSULULLAH.

 Judul Buku : Aku Sehat Tubuhku Kuat, Prestasiku Hebat

Penulis : Ririn Astuti Ningrum

Penerbit : Gema Insani, Depok

Cetakan : Oktober 2020

ISBN : 678-602-250-838-0


Saat sarapan, Jeha makan sangat banyak, sambil berdiri dan sedikit minum. Akibatnya, di kelas Jeha kebelet buang air besar. Saat di toilet, Jeha susah buang air besar. Juga saat pipis Jeha tidak menyiram. Menjelang magrib, Jeha juga makan donat besar padahal sudah adzan.

Akibatnya, saat salat di masjid, Jeha buang angin tak sengaja.

Komik aku sehat, tubuhku kuat, prestasiku sehat berisi komik-komik edukatif perihal sehari-hari Jeha, Meca, Umma dan Abba.

Dalam komik komik Jeha oh Jeha, pembaca anak diingatkan agar makan secukupnya, menjaga kebersihan.

Selain Jeha oh Jeha, ada beberapa cerita yang tak kalah seru. Seperti, berani khitan, surga di rumah nenek dan jamur berlian.

Buku ini cocok dibaca siapa saja. Terutama anak-anak muslim.

Kelebihan buku ini, dilengkapi pojok ayat, info covid juga buklet teka-teki silang. Pokoknya keren deh. Selamat membaca ya.




Senin, 20 Juli 2020

Selamat Jalan Eyang

19 Juli sekitar pukul 9 pagi lebih, saya membuka FB. Mata saya terbelalak melihat postingan Grup Negeri Poci. Di sana, Pak Kurniawan Junaedi memposting kalau Eyang Sapardi telah wafat setelah berjuang melawan sakit, di rumah sakit. Selamat jalan Prof, karyamu abadi. Di bawah ini, ada puisi beliau yang layak kita kenang, kita renungkan. 

Pada Suatu Hari Nanti
Pada suatu hari nanti,
jasadku tak akan ada lagi,
tapi dalam bait-bait sajak ini,
kau tak akan kurelakan sendiri.
Pada suatu hari nanti,
suaraku tak terdengar lagi,
tapi di antara larik-larik sajak ini.
Kau akan tetap kusiasati,
pada suatu hari nanti,
impianku pun tak dikenal lagi,
namun di sela-sela huruf sajak ini,
kau tak akan letih-letihnya kucari.

Selasa, 07 Juli 2020

Ketika Ibu Clara Tiada

Judul : Kasih Sejuta Bunda
Pengarang : Lisma Laurel, S Gegge Mappangewa
Penerbit : Indiva Media Kreasi, Solo
Cetakan 1 : April 2020
Tebal : 144 halaman
ISBN ; 978-623-253-000-3

                Clara sedih. Setelah ibunya meninggal seminggu yang lalu, ia berangkat ke sekolah sendirian. Tidak hanya itu, kepangan rambutnya juga diledek teman – temannyal. Kata mereka, kepangan rambut Clara seperti  Si Gila  dari gang sebelah
                Clara melamun kenapa sih ibunya harus meninggal? Sehingga ayahnya pagi tadi yang terpaksa mengepang rambut Clara asal asalan.
                Saat melamun karena sedih, tiba tiba datanglah seorang ibu yang kemudian berjanji akan  mengepang rambut Clara rutin setiap pagi
                Tidak hanya itu, ketika  Clara haus usai bermain main di taman dengan teman -temanya, ada ibu ibu yang berbaik hati memberinya  air minum sehingga dirinya tak perlu pulang ke rumah karena 
                Ketika  Clara jatuh dari sepeda, ada juga ibu yang menawarkan diri  mengobati luka Clara. Siapa sih ibu – ibu yang tak segan membantu  Clara?  Bagaimana kisah selanjutnya? Teman – teman bisa mengetahui kisah selangkapnya di buku ini ya !
                Buku ini berisi sebelas cerita . Selain cerita bertajuk Kisah Sejuta Bunda, yang menyentuh dan inspiratif,  teman – teman  juga membaca yang tak kalah seru seperti Kotak Ajaib Milik Juro, Sarabba Kakek Agung, Nasi Hukuman dan lainnya
                Kelebihan buku ini, selain ceritanya bagus bagus dan inspiratif , layout dan ilustrasinya sangat menawan sehingga pembaca anak tidak bosan.
                Catatan saya, meski cerita – cerita di dalam buku ini  diambil dari pemenang lomba kompetisi menulis nasional yang diadakan sebuah penerbit, saya menemukan satu ada dua cerita di buku ini yang menurut saya  ceritanya bertele – tele, dan ada cerita yang tokohnya terlalu banyak. Cerita yang bertele – tele membuat  pembaca anak bosan, cerita yang terlalu banyak tokoh membuat pembaca bingung
                Terlepas dari catatan tersebut, buku ini cocok dibaca anak – anak sudah mahir membaca bisa juga dibaca orang tua, pendidik sebagai bahan  cerita, mendongeng untuk menumbuhkan karakter yang baik bagi anak –anak kita. Selamat membaca



                Peresensi : Sutono, penulis lepas, pembaca buku di Kabupaten Tegal

Sabtu, 04 Juli 2020

Cara Menumbuhkan Cinta Al-Qur’an Kepada Anak – Anak

Judul Buku : Komik Aku Cinta Al-Qur’an
            Penulis : Lina Herlina
            Ilustrator : Fajar Istiqlal
            Penerbit : Gema Insana, Depok
            Tebal : 72 Halaman
            Cetakan : Januari 2020
            ISBN : 978-602-250-685-0
               
                Kenapa  kita (umat Islam )  harus mencintai Al- Qur’an? Karena ketika kita membaca kitab suci umat Islam ini, selain mendapat pahala, di dalamnya juga berisi petunjuk bagi kita. Untuk mencintainya, harus dimulai sejak usia dini ( anak –anak ) .  Banyak cara, media untuk mendidik, mengajarkan anak –anak agar bisa mencintai Al-Qur’an. Salah satunya dengan media bacaan dalam bentuk komik. Kenapa? Karena anak – anak sebagian besar lebih menyukai gambar daripada teks ( kecuali anak tersebut sudah di tahap mencintai buku )
                Buku bertajuk Komik Aku Cinta Al-Qur’an berisi 20  cerita berhikmah dalam bentuk komik. Salah satu diantaranya adalah komik berjudul Asih Mengajar Mengaji. Komik ini, mengisahkan Asih bocah berusia  10 tahun  yang dimintai ibunya mengajar mengaji karena ibunya yang guru mengaji itu, harus menjenguk orang yang sedang sakit. Masalahnya, selain masih kecil, Asih takut murid – murid ibunya di TPA, ( taman pendidikan Al-Qur’an ) tidak mau diatur olehnya. Apa yang terjadi kemudian?
                Selain komik Asih Mengajar Mengaji, ada banyak komik – komik yang tak kalah menarik misalnya, Aku Mau Jadi Keluarga Allah, Boleh Iri Tapi…!, Hati Jadi Tenang, Makan Gratis, Keberuntungan Ibu, Aissyah Murajaah dan komik – komik yang lain
                Kelebihan buku komik ini, ilustrasinya lucu, indah membuat pembaca anak betah berpindah dari halaman satu ke halaman akhir buku. Selain ceritanya yang juga sarat hikmah, buku ini juga dilengkapi kolom Kisah Sahabat, Hadits, boleh tahu. Dengan membaca buku ini, semoga menyemangati kita untuk belajar membaca, menghapal dan mengamalkan isi kandungan Al-Qur’an. Amin


                Peresensi : Sutono, penulis lepas, pembaca buku

Minggu, 22 Maret 2020

Kelas menulis online, cernak

 Dalam rangka memperingati ultah FLP ke 23, FLP jateng mengadakan kelas menulis cerita anak secara online. Adapun pematerinya adalah Ikha Solikha, penulis kumpulan cernak Rahasia Rontok Rambut Nenek dan Sutono penulis cerita anak sekaligus pengurus FLP Jateng, Divisi Karya
Kelas menulis online ini terdiri dari 4 sesi. Minggu pertama pengenalan cernak secara umum. Sesi ke dua cernak secara khusus, yang pas untuk dikirim ke media massa. Untuk sesi ke 3 dan 4, adalah bedah karya cerita – cerita yang dikirim para peserta. Walaupun penyelenggaranya FLP jateng, para pesertanya ada yang dari FLP Jambi, FLP Cianjur bahkan beberapa ada yang dari non FLP.
Selama kelas berlangsung, tidak hanya penyampain materi tetapi juga diskusi  yang berlangsung meriah. Kelas semakin seru  karena ada pengumpulan tugas, membedahnya sebelum akhirnya bisa dikirim ke media massa
Sutono, selaku pemateri mengatakan kalau dirinya sangat senang dengan kelas  menulis yang berlangsung selama 4 minggu ini. Why?  karena dirinya juga bisa ikut belajar karya karya yang dikirim para peserta.  Sementara menurut Agus  Windari, salah satu peserta mengatakan sangat senang dan bersyukur karena mendapat bimbingan dari pemateri dalam membuat  cerita anak.
Meskipun kelas sudah selesai, harapan pengurus FLP jateng  divisi karya yang menyelenggarakan kelas ini   adalah para peserta mulai aktif menyerbu media dan mulis cerita anak di sana  maupun menulis buku solo ataupun  antologi bersama . Semangat

Rabu, 18 Maret 2020

Kelas Menulis Online, Cerita Anak

Dalam rangka memperingati ultah FLP ke 23, FLP jateng mengadakan kelas menulis cerita anak secara online.
                Adapun pematerinya adalah Ikha Solikha, penulis kumpulan cernak Rahasia Rontok Rambut Nenek dan Sutono penulis cerita anak sekaligus pengurus FLP Jateng, Divisi Karya
                Kelas menulis online ini terdiri dari 4 sesi. Minggu pertama pengenalan cernak secara umum. Sesi ke dua cernak secara khusus, yang pas untuk dikirim ke media massa. Untuk sesi ke 3 dan 4, adalah bedah karya cerita – cerita yang dikirim para peserta
                Walaupun penyelenggaranya FLP jateng, para pesertanya ada yang dari FLP Jambi, FLP Cianjur bahkan beberapa ada yang dari non FLP
                Selama kelas berlangsung, tidak hanya penyampain materi tetapi juga diskusi  yang berlangsung meriah. Kelas semakin seru  karena ada pengumpulan tugas, membedahnya sebelum akhirnya bisa dikirim ke media massa
                Sutono, selaku pemateri mengatakan kalau dirinya sangat senang dengan kelas  menulis yang berlangsung selama 4 minggu ini. Why?  karena dirinya juga bisa ikut belajar karya karya yang dikirim para peserta.  Sementara menurut Agus  Windari, salah satu peserta mengatakan sangat senang dan bersyukur karena mendapat bimbingan dari pemateri dalam membuat  cerita anak

                Meskipun kelas sudah selesai, harapan pengurus FLP jateng  divisi karya yang menyelenggarakan kelas ini   adalah para peserta mulai aktif menyerbu media dan mulis cerita anak di sana  maupun menulis buku solo ataupun  antologi bersama . Semangat

Nb. Tulisan ini dimuat juga di web FLP pusat 


Sabtu, 15 Februari 2020

milad FLP ke 23 tahun


FLP 23 tahun
Menulis adalah berjuang ( HTR )
2006, saat pertama ingin jadi penulis dan gabung FLP Cab Tegal, saya terbilang modal nekat. Why? Pertama saya masih buta tentang dunia kepenulisan walaupun sudah gila bacak sejak kecil

Kedua, kala itu jangankan bisa komputer, ngetik di hp pun belum pernah 😢
Maka kalau ada event flp tegal yg harus ngumpulin karya, saya nulis di buku kemudian dibawa ke rental komputer. Selesai? No..biasanya pas saya ambil ketikan, banyak typo, penempatan spasi yang salah kadang juga nama tokoh ditulis huruf kapital semua. Misal, TONO, BILY dll. Walhasil saya bolak balik berkali kali baru tak kirim ke pos. Selesai? Dimuat? Big No kebanyakan tanpa kabar naskah yg saya kirim. Jumlahnya? Mungkin pululahan atau seratus? Mbuh😁

Karena ngetik di rental repot, saya mulai kursus komputer di beberapa tempat. Pagi kerja di toko besi, siang kursus, sorenya ngantar koran sore. Nah nulisnya malam hari padahal badan pegal pegal😁

Fase ini ngirim ngetik sendiri, sesekali ngirim via email. Sukses? Gagal maning son
Eh yang bersejarah 2006, 2007 tulisanku dimuat di Annida dan Tarbawi itu tulisan tangan lho ngirimnya

23 tahun FLP, senang bisa jadi bagian forum ini, karena saya belajar nulis, organisasi dan tentu saja jadi tahu, kenal banyak orang orang hebat di sini. Alhamdulillah

Selasa, 11 Februari 2020

Keajaiban Rahasasia Bang Udin

Oktober 2019, buku saya terbit. Buku bertajuk Rahasia Bang Udin ini berisi 13 cerita anak yang sebagian besar pernah dimuat di media baik lokal maupun nasional. Kumcernak ini terbit di sebuah penerbit indie di Banjar Baru. Meski indie, penampakan buku terbitan Zukzes Ekprez ini tak kalah keren dengan penampakan buku - buku yang edar di toko toko buku. Selain kaver, jilid rapih, layoutnya juga menawan. Hehe

Tapi karena sebagai penulis, saya tak hendak menceritakan kelebihan dan kekurangan buku saya ini, pamali katanya. Yang saya ingin catat di sini, buku ini membawa keajaiban bagi saya pribadi. Why? berkah buku ini, saya ngerasain jadi pemateri di pelatihan menulis online, buku saya diresensi di koran diresensi oleh raja resensi pula. Selain itu, buku ini disukai anak -anak yang kebetulan membaca buku ini. Alhamdulillah ya

Selasa, 14 Januari 2020

Berteman dengan teman spesial


Judul : Temanku Istimewa
Penulis : Arinda Shafa dan Wahyu Widyaningrum
Penerbit : Tiga Ananda, Solo
Tahun terbit : April 2019
Tebal : 60 hlm
ISBN : 978-623-206-127-9

            “ Yes ! sudah 30 level ! pekik Nela bersemangat. Ia bermain gim sambil merebahkan kepala di atas bantal. Jari – jari lincah menyentuh layar. Kedua mata fokus agar mendapatkan skor tertinggi ( hal 2 )
            Nela adalah gadis cilik yang duduk di kelas 3 SD. Kalau sedang main gim dari tablet, Nela seolah tak ingat waktu hingga matanya terlihat merah
            Karena pritahatin, mama Nela sering membuatkan putrinya jus wortel. Mama Nela juga selalu menasehati, mengingatkan kalau main gim cuku 15 menit saja agar mata tidak terkena radiasi tapi Nela tak pernah mengindahkan nasihat mamanya, terus saja main gim berjam – jam sampai suatu hari kedua matanya pedih dan berair
            Di hari minggu, Nela berkenalan dengan Siska, gadis kecil yang jago bermain biola. Sayangnya, teman baru Nela ini tidak bisa melihat lagi. Kenapa ya?
            Temanku Istimewa, berisi 8 cerita tentang teman – teman istimewa. Teman yang kurang beruntung karena berkebutuhan khusus, tetap teman – teman tersebut memiliki kelebihan luar biasa. Ada Siska yang jago bermain biola, ada Dio yang bisu, tuli tapi suka sekali membaca, ada Hanif yang meski kakinya lumpuh tapi bisa membantu orang tuanya menyapu, mengepel bahkan bisa membuat eco brick dan banyak kisa inspiratif lainnya
            Kelebihan buku ini selain inspiratif, ilustrasi dan layoutnya cukup menawan. Mungkin akan lebih menarik jika disertai seputar ABK ( anak berkebutuhan khusus ). Terakhir, buku ini bisa dibaca anak – anak juga guru, orang – tua yang bersentuhan dengan anak – anak istimewa. Selamat membaca


                Peresensi : Sutono. Penulis lepas, pegiat literasi di Kab Tegal

Serunya beli buku-buku seken

 1. Buku yang kita dapatkan original dengan harga terjangkau. 2. Pernah mendapatkan buku yang edisi PO, ada tanda tangan penulisnya. 3. Pern...