BTS, fabel Jalitheng yang masuk 50 besar dari 389 cerita yang masuk di sayembara dongeng SIP Publishing.
Pas lihat poster lomba, sebenarnya ndak niat ikutan. Pertama, saya merasa bukan penulis lomba karena sering kalah lomba. Kedua, saya jarang bikin dongeng. Kalau baca majalah bobo, dongeng tak skip, cuma baca cerpen saja. Ketiga, jurinya mas Ali Muakhir, Mba Mulasih Tari pasti milihnya ketat.
Poster lomba itupun berlalu.
Someday, saya diinvite grup FB alumni kelasnya uni Dian Onasis. Di sana diposting info lomba dongeng SIP yg ternyata diperpanjang.
Entah mengapa, saya jadi tertarik ikut. Saat itu juga saya baca syarat-syaratnya. Pagi harinya, saya pesan e book syarat ikut lomba tersebut. Ebook how to menulis dongeng itu, lumayan buat gambaran.
Aha, saya jadi ingat. Suatu malam, lihat kucing baru lahiran di seberang jalan di dalam kardus. Saya bukan cat lover, tapi kalau pas makan terus ada kucing, pasti ngasih yg sekiranya kucing doyan. Jadi walaupun geli sama kucing yg baru lahir, saya tepikan kardus berkucing itu ke teras rumah ben ndak kehujanan.
Nah peristiwa itulah saya sulap jadi fabel dan saya kirim.
Ngirim ngirim saja. Walau ndak juara, seneng dapat 50 besar dan bakalan dibukuin, dapat medali. Yey akhirnya punya medali. Some day moga dapat piala. Aamiin.