Sabtu, 16 November 2019

Gara - Gara Rujak

Hai pembaca pojok baca, jumpa lagi ya. Kali ini saya mau posting kisah lucu Jon Koplo yang saya tulis dan dimuat di rubrik Ah Tenane, Solopos. Selamat membaca ya



“ Bu ini rujak buah beli di Pak Drajat? “ tanya Jon Koplo. Jam dinding di  ruang tengah menunjukan pukul 11 siang
            Inggih. Tadi Pak Drajat kebetulan lewat depan rumah “ jawab Lady Cempluk, isteri Jon
            “ Tak makan  saiki ya Bu? “
            “ Sebentar lagi jumatan. Apa makan rujaknya nggak sepulang dari masjid saja? Bapak kan tahu sendiri, sambal rujaknya Pak Drajat ekstra pedas”
             “ Tapi kelihatannya enak dan seger banget. Tak makan sekarang ya Bu”
            Nggih Pun “ Akhirnya Lady menyerah
            Tak lama kemudian, rujak buah itu pun tandas dilahap Jon Koplo. Bahkan, Lady Cempluk yang beli pun tidak disisai
***
            Jon tiba di masjid At’Takwa bersamaan dengan khotbah jumat dimulai. Selesai sholat sunah, Jon mendengarkan tausiah dengan seksama. Disaat khusuk mendengarkan khotbah, tiba – tiba perut Jon melilit – lilit. Awalnya, Jon berusaha menahan sakit perutnya karena tidak ingin melewatkan khotbah jumat yang disampaikan Ustad Tom Gembus
            Tapi karena perutnya semakin lama semakin sakit, mulas, Jon akhirnya memutuskan untuk ke toilet masjid. Ternyata, efek sambal rujak yang super pedas itu, membuat Jon mendekam cukup lama di toilet
            Setelah selesai dari toilet, Jon ke tempat wudhu yang  letaknya tak jauh dari toilet. Selesai bersuci, ketika Jon hendak ke tempat saf nya semula, ternyata para jamaah sudah berhamburan meninggalkan masjid. Karena malu, Jon akhirnya memutuskan ke toilet lagi untuk bersembunyi
            Jon..jon yang ketika  jamaah lain baru selesai jumat, kamu baru selesai buang hajat.

NB..gambar Jon Koplo diambil dari internet

Kamis, 07 November 2019

Belajar dari Boy Candra

Apakabar teman - teman setia blog Pojok Baca? semoga selalu dalam lindungan Allah ya. Aamiin. Kali ini saya akan cerita tentang pengalaman ketemu penulis hits Boy Candra. Tahukan? intip yuk..

Tahu nama Boy Candra sudah lama. Tepatnya pas suatu hari ke Gramedia Tegal rak - rak best seller yang biasanya di dominasi Tere Liye, Andrea Hirata, Asma Nadia, Raditya Dika, A Fuadi tiba - tiba tempat itu direbut seorang penulis bernama Boy. Boy Candra

Meski begitu, saya belum tergerak untuk membaca karya - karya penulis kelahiran 11 november 1989 ini. Entah kenapa? saya juga nggak tahu. He..he..

Waktu berselang, saya mengikuti akun Boy di Instagram juga di Twitter. Hal ini yang kemudian membuat saya tahu kalau Boy hendak mengadakan acara meet and greet di Gramedia Tegal, gratis pula..

Beruntung, sabut sore sebelum hari H, saya mendapat salah satu karya Boy yakni Senja, Hujan dan Cerita yang Telah Usai. Selain bahan untuk mempelajari isinya, bisa juga bahan buat foto bareng. Haha 

Minggu siang, saya sampai di Rita Mall. Di sana, panitia yang didukung penerbit Mediakata sedang melakukan persiapan seperti mendesain tempat, cek sound dan lainnya

Setengah dua siang, saya mulai registrasi sebagai peserta sekaligus buat nomor antri foto bareng penulis 16 buku yang sebagian bestseller tersebut.Saya down dari sekian puluh yang registrasi, peserta yang datang didominasi mahkluk berjilbab. Abg- Abg pula. Untungnya saya berusaha cuek sambil baca buku dan sesekali menengok laman media sosial

Tepat jam 2 siang acara dimulai dengan akustikan oleh solois Rizal Saputra. Ketika Boy muncul dihadapan pembacanya, sebagian besar histeris ( kecuali saya dong ). Tapi histeris elegan. What? iya mereka teriak - teriak haa haaa saja. Coba kalau fansnya Afgan atau Gino Abraham pasti pada meringsek ke depan untuk peluk, cubit atau tindakan berani lainnya






Finaly, Boy ke depan dan saya mendapat banyak pelajaran dari dia. Saya catat sebagian ya, semoga bermanfaat

1. Bagi saya pembaca saya lebih pintar. Jadi, kalau saya salah boleh diluruskan
2. Pembaca buku - buku saya adalah pembaca, teman bukan fans. Fans bagi saya konotasinya negatif
3.. Tulis yang kamu pahami dan ingin kamu dalami
4. Setiap manusia berproses. Dulu, saya menulis aku dengan Q. hehe
5. Boy Candra pernah ditolak 7 penerbit sebelum akhirnya menulis 16 buku yang sebagian besar penjualannya laris
6. Yang susah itu membangun psikologi pembaca

Pembaca pojok baca, segini dulu ya. Doakan agar bisa terus menulis di sini

by Sutono Adiwerna, Penulis lepas, tinggal di Tegal. Foto dari internet

Serunya beli buku-buku seken

 1. Buku yang kita dapatkan original dengan harga terjangkau. 2. Pernah mendapatkan buku yang edisi PO, ada tanda tangan penulisnya. 3. Pern...